contoh LKP D3 catering

07.03 Husaini 1 Comments

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini kita dapat melihat begitu pesatnya perkembangan teknologi dan pembangunan diberbagai bidang dalam setiap kehidupan manusia, baik dibidang manufaktur (pabrik) maupun dibidang jasa. Salah satu kecendrungan besar pada saat ini yang sering terjadi adalah pertumbuhan jasa yang sangat fenomenal. Sekarang pekerjaan jasa di berbagai negara cukup tinggi persentasenya dari lapangan pekerjaan total. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan perhatian terhadap persoalan khusus dibidang jasa.
Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan)
Menurut Kotler  dalam  Lupiyoadi, 2001:6  menyatakan bahwa jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujut dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau non fisik.
Stanton (1991 : 220) mengemukakan bahwa :
“jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain untuk menghasilkan jasa mungkin perlu atau mungkin tidak diperlukan penggunaan benda nyata (tangible). Tetapi penggunaan benda itu perlu, namun tidak terdapat adanya pemindahan hak milik atas benda tersebut (pemilihan permanen).”
Menurut Griffin dalam Lupiyoadi, 2001:6  menyatakan bahwa Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik). Seiring pertumbuhan teknologi tersebut yang begitu cepat, para pelaku bisnis dituntut untuk lebih tanggap dalam memahami pasar jasa dengan cara mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat, memposisikan produk, dan kekuatan segmentasi sebagai tujuan memenuhi permintaan pasar ataupun konsumen. Hal ini disebabkan, dalam sistem modern  pemasar harus berorientasi kepada konsumen. Karena konsumen lah yang menciptakan pasar. Dengan kata lain, suksesnya suatu usaha sangat tergantung kepada pemahaman dalam penciptaan kepuasan pelanggan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh para pelaku bisnis jasa dengan perencanaan yang matang dan menyeluruh, tanggap terhadap perilaku konsumen, serta ketepatan menganlisa kebutuhan pasar atau konsumen.
Studi tentang prilaku konsumen berupaya memahami persoalan-persoalan yang lebih kompleks, yaitu tidak hanya persoalan yang bersifat fisikal saja, akan tetapi lebih luas lagi termasuk peristiwa-peristiwa yang bersifat psikologis seperti perasaan puas, kekuatan-kekuatan sosial, persoalan-persoalan kultur dan budaya juga sangat mempengaruhi perilaku konsumen pada era moderen ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan pembeli konsumen terhadap suatu produk tidak terlepas dari informasi yang mereka terima terutama menyangkut keunggulan produk tersebut. Informasi tersebut tidak hanya diperoleh melalui iklan, akan tetapi juga dari teman dekat, masyarakat tempat tinggal (lingkungan sosial) yang merupakan bagian dari lingkungan pemasaran. Oleh sebab itu perusahaan perlu melakukan penyesuaian produk terhadap sikap-sikap konsumen yang telah ada dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen, sehingga memutuskan pembelian produk atau menggunakan jasa katering.
Usaha katering yang sering juga disebut sebagai usaha jasa boga atau usaha untuk menyelenggarakan/melayani (melakukan). Pengertian umum melayani atau menyediakan dapat diartikan sesuatu makanan dapat dipakai secara pribadi (diperlukan secara pribadi) dalam batas waktu yang ditentukan di dalam suatu kegiatan resmi yang seremonial di dalam kehidupan masyarakat, akhir-akhir ini usaha katering mendapat tempat di hati masyarakat. Peluang bisnis makanan akan selalu terbuka terus sepanjang manusia masih membutuhkan makan. Proyeksi pangsa pasarnya juga terus berkembang sejalan dengan angka pertama bahan penduduk.
Ditengah persaingan yang cukup tinggi antar sesama perusahaan jasa katering di banda aceh, pelaku bisnis  mampu memenuhi permintaan katering yang biasanya konsumen memesan terlebih dahulu sebelum hari yang telah ditentukan. Pelaku bisnis juga harus memperhatikan pesaing yang semakin banyak bermunculan di Banda Aceh yang mungkin menawarkan jasa yang sama baiknya atau bahkan lebih baik. Sedangkan informasi mengenai jasa katering di Banda Aceh berasal dari mulut kemulut dan berbagai media informasi yang ada di  Kota Banda Aceh. Untuk itu diperlukan pembentukan image atau citra yang baik. Namun tidak mudah  karena membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk suatu image atau citra yang baik.
Setiap konsumen memiliki alasan yang berbeda mengapa memakai atau mengkonsumsi suatu produk jasa. Berdasarkan fenomena yang ada penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang ditulis dalam karya ilmiah dalam bentuk Laporan Kerja Praktek ( LKP ) yang berjudul ”Profil Usaha Dagang Aceh Katering Di Kota Banda Aceh”
1.2.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang terdapat dalam Laporan Kerja Praktek (LKP) ini yaitu : Bagaimana Profil Usaha dagang Aceh Katering dikota Banda Aceh.
1.3 Tujuan Laporan Kerja Praktek
Untuk mengetahui profil Usaha Dagang Aceh Katering dan Upaya-upaya “Usaha Dagang Aceh Katering” dalam memenuhi harapan konsumen.
1.4   Kegunaan Laporan Kerka Praktek
1.      Sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam menggunakan jasa Usaha Dagang Aceh katering.
2.      Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Manajemen Informatika AMIKI.
1.5        Metode Laporan Kerja Praktek(LKP)
a)  Lokasi dan ruang lingkup Laporan Kerja Praktek (LKP)
            Laporan kerja Praktek ini mulai dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2015 sampai dengan selesai. Usaha Dagang Aceh Katering beralamat di Jalan Maimun Saleh, Peunayong – Banda Aceh. Adapun ruang lingkup dalam laporan kuliah kerja profesi ini adalah profil Usaha Dagang Aceh Katering.
b) Metode Pengumpulan Data
            Metode yang digunakan Laporan Kerja Praktek (LKP)  ini adalah studi kasus dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek Laporan Kerja Praktek
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :
1.      Data primer diperoleh dari lapangan dengan mewawancarai langsung dengan pengusaha yang bersangkutan.
2.      Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan instansi terkait serta literatur yang mendukung data primer.
c) Analisis Data
Penelitian ini pada dasarnya menggunakan metode analisisdeskriptif melalui proses pengumpulan, mengklarifikasian dan menganalisis data untuk penafsiran sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta yang dihadapi yaitu dengan gambaran yang memperlihatkan bagaimana Profil dan Upaya-upaya Usaha Dagang Aceh Katering dikota Banda Aceh.








BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH LAPORAN KERJA PRAKTEK(LKP)
2.1       Sejarah Singkat Perusahaan
            Usaha Dagang Aceh katering didirikan pada tanggal 14 Februari 1987 yang beralamat di Jalan.Sisingamangaraja dan sekarang telah pindah ke Jalan. Maimun Saleh, Peunayong - Banda Aceh.  katering ini merupakan salah satu usaha jasa yang bergerak di bidang makanan atau boga yang sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat kota Banda Aceh yang memberikan pelayanan untuk berbagai macam keperluan seperti acara resepsi pernikahan, sunatan rasul, arisan dan kegiatan-kegiatan kantor seperti rapat dewan direksi, seminar, peresmian kantor, dan lain-lain.
Pada awal tahun 2003 usaha jasa Usaha Dagang Aceh Katering ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan dibukanya cabang di desa blang’oi. Tapi sangat disayangkan, pada akhir tahun 2004 Banda Aceh mengalami musibah tsunami yang menghancurkan seluruh fasilitas-fasilitas yang ada di daerah ini, yang berdampak hilangnya semua fasilitas dan peralatan operasional pada Usaha Dagang Aceh Katering yang berada didesa Blang’oi dan di peunayong, dimana daerah ini merupakan daerah yang mengalami kerusakan cukup parah akibat gelombang tsunami.
Usaha Dagang Aceh Katering mulai beroperasi kembali pada awal tahun 2005 dengan segala fasilitas yang terbatas. Namun seiring dengan perbaikan ekonomi didaerah Banda Aceh, banyaknya bantuan dana yang diperoleh dari sukarelawan dan lembaga Non Govermant Organitation (NGO),sehingga membuat peluang usaha jasa katering ini menjadi meningkat. Terbukti dari semakin banyaknya usaha jasa katering yang bermunculan di kota Banda Aceh. yang membuat persaingan di sektor jasa ini semakin berat. Tapi dengan modal citra yang baik Usaha Dagang Aceh katering tidak begitu khawatir dengan persaingan yang ada. Terbukti dengan banyaknya pesanan yang ditolak pada bulan-bulan tertentu dikarenakan banyaknya pesanan yang telah dipesan jauh-jauh hari.
2.2 Struktur Organisasi
Menurut Manullang ( 1997), organisasi merupakan suatu sistem dari aktivitas yang dikoordinir dalam melakukan dan menggerakkan sejumlah manusia tertentu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama di bawah satu pimpinan. Struktur organisasi merupakan suatu tindakan efektif dalam pengawasan yang dianut suatu badan usaha untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Struktur organisasi yang baik adalah suatu rangkaian hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok yang tercermin dalam pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga mempermudah dalam mengontrol tugas seseorang dan terhindar atas kesimpangsiuran tugas yang akan menimbulkan pemborosan tenaga kerja yang ada dalam perusahaan.
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan setiap pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi yang baik antar hubungan fungsi maupun wewenang setiap tugas akhir pekerjaan.
Usaha Dagang Aceh Katering dalam menjalankan aktivitasnya menerapkan struktur organisasi berbentuk garis yang artinya suatu bentuk organisasi dimana dipandang sebagai kekuasaan tunggal, segala keputusan kebijaksanaan tanggung jawab ada pada satu tangan. Ciri-ciri bentuk organisasi garis adalah organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling kenal serta spesialisasi kerja belum begitu tinggi. Oleh sebab itu struktur organisasi berbentuk garis merupakan setiap tingkatan jenjang organisasi yang dikepalai oleh seorang atasan dan dibawahi beberapa karyawan. 
Struktur organisasi Usaha Dagang Aceh Katering dapat di lihat pada gambar berikut:
 







Gambar 1. Struktur Organisasi Usaha Dagang Aceh catering



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Pelaku Usaha
Karakteristik pelaku usaha adalah gambaran atau keadaan para pelaku usaha yang dapat mempengaruhi aktivitas yang dilakukannya. Para pelaku usaha tersebut adalah pimpinan usaha dan karyawan.
3.1.1 Profil Pimpinan
Pimpinan adalah orang yang mengatur dan bertanggung jawab memimpin perusahaan. Bapak Suwardi.AB adalah pimpinan Usaha Dagang Aceh Katering beliau dilahirkan di Aceh Besar pada tanggal 07 juli 1950, jadi usia beliau saat ini adalah 59 tahun. Bapak Suwardi.AB memiliki seorang istri yang bernama Radhiah dan empat orang putra, Faktor umur mempunyai kaitan erat dengan kemampuan kerja, terutama kemampuan fisiknya dalam mengelola usaha. orang yang memiliki umur lebih muda atau masih berada dalam usia yang produktif cenderung lebih bersemangat dan sering melakukan perubahan-perubahan dengan pemikiran yang lebih maju didalam mengembangkan usahanya dan juga produktivitas kerjanya lebih tinggi. walaupun demikian, ada kalanya umur yang lebih tua akan meningkatkan produktivitas kerjanya disebabkan pengalamannya yang lebih banyak bila dibandingkan dengan yang  muda.
3.2.1        Profil Karyawan
Karyawan adalah orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan bersama dan memperoleh imbalan sebagai kompensasi atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Profil karyawan ini meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman berusaha
No
Nama
Umur
(Tahun)
Lama Pendidikan (Tahun)
Jumlah Tanggungan (Jiwa)
Pengalaman (Bulan)
1
2
3
4
5
6
7
8
Nurmala
Zauriyah
Agus
Abu Hanifah
Nuraini
Iffun
Yusra
Gio
30
25
19
35
23
28
18
30
12
12
12
12
12
12
12
16
-
-
-
-
-
-
1
48
36
12
12
36
6
9
12

Jumlah
208
100
1
171

Rata-rata
26
12,5
1
21,375
Tabel 1. Profil Karyawan UD. Aceh Katering
Sumber: Data Primer (UD.Aceh Katering)
3.2.2        Umur Karyawan
Karyawan yang lebih muda masih memiliki semangat yang besar dalam berusaha. Sukirno (2004), mengungkapkan bahwa golongan umur produktif adalah yang berusia antara 15-50 tahun. Dilihat dari sebaran umur karyawan, umur termuda adalah 18 tahun dan umur tertua adalah 36 tahun. Dengan demikian, maka umur karyawan masih digolongkan kedalam golongan umur yang produktif untuk mengelola usaha jasa boga Usaha Dagang Aceh Katering.
3.2.3        Tingkat Pendidikan
            Pendidikan merupakan landasan untuk mengembangkan diri, termasuk untuk mengembangkan kemampuan dalam memanfaatkan semua sarana yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Menurut Anoraga (2004), pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai produktivitas yang lebih baik, tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru di dalam cara atau suatu sistem kerja.
Table 2. Tingkat pendidikan karyawan
No
Nama
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan (Tahun)
SD
SMP
 SMU
Perguruan Tinggi
1
Nurmala
ü   
-           
12
2
Zauhariah
ü   
-           
12
3
Agus
ü   
-           
12
4
Abu Hanifah
ü   
-           
12
5
Nuraini
ü   
-           
12
6
Iffun
ü   
-           
12
7
Yusra
ü   
-           
12
8
Gio
ü   
ü   
16
Jumlah
100
 Rata-rata
12.5

            Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa, rata-rata tingkat pendidikan tenaga kerja pada Usaha Dagang Aceh Katering adalah  12,5 Tahun. Ini berarti karyawan hanya menamatkan Sekolah Menengah Umum (SMU) secara penuh.
3.2.3 Jumlah Tanggungan
Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga. Spesifikasi tanggungan adalah terdiri dari anak dan istri. Walaupun tingkat pendapatan kepala keluarga tinggi tetapi jumlah tanggungan keluarga besar, maka belum tentu dapat mencukupi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan keluarga relatif besar.
Menurut Saefuddin (1986), jumlah tanggungan yang semakin besar menyebabkan seorang karyawan untuk berusaha lebih giat dengan harapan hasil yang diperoleh semaksimal mungkin. Namun hal sebaliknya tidak akan terjadi pada karyawan yang belum mempunyai tanggungan, mereka akan tetap berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang memuaskan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sekarang dan menabung untuk masa depan.
Jumlah tanggungan karyawan adalah satu karyawan. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar karyawan Usaha Dagang Aceh Katering belum memiliki tanggungan.
3.2.4        Pengalaman
Pengalaman bekerja mempengaruhi keberhasilan seorang karyawan dalam mengelola usaha yang ditekuninya agar hasil yang diperoleh semaksimal mungkin. Seorang karyawan dengan pengalaman bekerja yang lebih lama akan lebih mudah mengatasi setiap permasalahan yang timbul khususnya yang menyangkut kegiatan kerjanya. Hal ini disebabkan karyawan tersebut lebih mengetahui seluk-beluk permasalah, sehingga akan mudah untuk mengambil keputusan terbaik pada saat yang tepat. Pengalaman yang dimiliki karyawan juga akan membantu mereka untuk mengetahui cara berusaha yang lebih produktif dan menguntungkan.
3.3       Biaya Tenaga Kerja
Usaha Dagang Aceh Katering memiliki tenaga kerja tetap yang terdiri dari 4 orang tenaga kerja wanita dan 4 orang tenaga kerja pria. Besar upah tenaga kerja berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaan dan jabatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rincian Tenaga Kerja yang digunakan UD. Aceh Katering  Serta upahnya  
Jabatan
Uraian
Gaji Tetap/Bulan(Rp)
Uang Harian(Rp)
Jumlah Gaji/Bulan (Rp)
Pimpinan
Suwardi Ab
4.000.000
-
5.000.000
Cheef/Kepala Koki
Nurmala
Zauriyah
Nuraini
3.000.000
3.000.000
3.000.000
100.000
100.000
100.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
Karyawan
Yusra
Atim
Abu Hanifah
Tarmizi
Agus
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
50.000
50.000
50.000
50.000
50.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
JUMLAH



24.500.000
Sumber: Data Primer, 2010
Jadi, UD.Aceh Katering ini mengeluarkan biaya setiap bulannya untuk upah tenaga kerja sebesar Rp 24.500.000,-.Jika dalam sebulan UD. Aceh Katering banyak menerima pesanan maka upah tenaga kerja bertambah menjadi 3.000.000, untuk tenaga kerja tidak tetap dan juga bisa berkurang dari data diatas.
3.4  Penggadaan Bahan Baku
            bahan baku merupakan  hal yang paling penting didalam usaha catering, bahan baku yang dibutuhkan biasanya diperoleh di pasar terdekat yaitu pasar peunayong. Kebutuhan bahan baku tergantung dari banyaknya pesanan catering. Adapun beberapa bahan baku yang sering digunakan dalam usaha catering dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4. Nama Menu dan Bahan-Bahan yang Dibutuhkan.
No.
Nama Menu
Bahan-bahan
1.
Sup kimlo/10 Porsi
·         1 liter kaldu sayur
·         25 gr bunga pisang kering, rendam, buat simpul, tiriskan
·         25 gr jamur kuping kering, rendam, tiriskan atau 10 buah jamur kuping segar, potong
·         50 gr su'un, rendam, tiriskan
·         50 gr kapri muda
·         10 butir telur puyuh rebus
·         1 batang seledri, iris halus
·         2 batang daun bawang, potong
·         2 sdm kecap manis
·         4 siung bawang putih haluskan dengan 1 sdt garam dan 2 sdt merica bulat
·         1 sdm bawang goreng
2.
Daging rendang /16 Porsi
·         1 kg daging sapi dipotong menjadi 16 potong atau sesuai selera
·         3 butir kelapa diambil santannya
·         2 lembar daun kunyit
·         4 lembar daun jeruk
·         1 batang serai, dimemarkan
·         14 buah bawang merah
·         4 siung bawang putih, dihaluskan
·         1 ons cabai merah digiling
·         2 ruas jari jahe
·         2 ruas jari lengkuas
·         garam secukupnya.



Puding /25Porsi
·         1 ½ bungkus bubuk agar-agar putih
·         150 gram gula pasir halus atau sesuai selera
·         250 gram air
·         1 sdm air jeruk nipis atau jerik lemon
·         Sedikit pewarna makanan sesuai selera
·         7 putih telur
·         Buah campur kalengan(fruit cocktail), siap beli
·         Sirup sesuai selera, siap beli (sirup mawar, sirup vanili, frambosen)
4.
Rujak Aceh
·         1 buah bengkuang
·         1/4 buah (350 gram) pepaya mengkal
·         300 gram nanas
·         1 buah mangga muda
·         8 buah jambu air merah, dipotong 3 bagian
·         2 buah ketimun
·         3 buah kedondong
·         150 gram kacang tanah kulit goreng
·         2 buah cabai rawit merah
·         1 sendok teh terasi goreng
·         1/2 sendok teh garam
·         100 gram gula merah
·         2 sendok makan air asam jawa (dari 1 sendok teh asam jawa dan 3 sendok makan air)
·         150 gram nanas, dipotong-potong
Sumber: Data Primer
3.5       Inventaris Usaha
             Usaha Dagang Aceh Katering ini bergerak dengan modal awal sebesar 100 juta rupiah.  Dengan luas areal bangunan untuk usaha ini adalah seluas 2 unit ruko dan tanah seluas 0.5 hektar. Biaya inventaris termasuk didalam biaya tetap, adapun penggunaan biaya tetap pada Usaha Dagang Aceh Katering meliputi dari biaya bangunan secara keseluruhan dan biaya peralatan yang digunakan usaha peternakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.
            Dapat dilihat bahwa total penggunaan biaya inventaris pada Usaha Dagang Aceh Katering meliputi dari biaya bangunan secara keseluruhan, biaya peralatan, dan biaya transportasi  yang digunakan yaitu sebesar 2.133.330.000 rupiah. Dengan total penyusutan inventaris dan peralatan Usaha Dagang Aceh Katering yaitu sebesar 15.944.563 rupiah, ini merupakan total penyusutan penggunaan biaya keseluruhan yang meliputi dari bangunan dan sarana peralataan.
3.6        Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Pada Usaha Dagang Aceh Katering, untuk memproduksi suatu jasa  juga menggunakan alat elektronik yaitu seperti mesin penggiling, kulkas, frezer dan blender. Oleh sebab itu, dibutuhkan biaya untuk beban listrik,dan dalam menjalankan usaha tersebut perusahaan jasa juga membutuhkan air bersih untuk proses pemasakan. Kemudian Produk yang telah dihasilkan diantar ke alamat pelanggan yang telah memesan produk jasa tersebut, hal ini membutuhkan biaya transportasi untuk pembelian bensin. Total biaya administrasi dan umum terdapat pada Tabel 5.
Tabel 5. Penggunaan Biaya Administrasi dan Umum per Bulan pada Usaha Dagang Aceh Katering
No
Keterangan
Jumlah Biaya
(Rp)
1
Beban listrik
1.200.000
2
Biaya transportasi
1.500.000
3
Biaya Air
700.000
4
Biaya Telpon
700.000
Total
4.100.000
Sumber: data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa penggunaan biaya administrasi dan umum per bulan pada Usaha Dagang Aceh Ketering adalah sebesar Rp. 4.100.000,-.
Upaya-upaya “Usaha Dagang Aceh Katering” dalam memenuhi harapan konsumen, yaitu:
-       Tetap menjaga kualitas pelayanan dan menjaga cita rasa makanan.
-       Promosi yang berkelanjutan.
-       Terus berinovasi dalam penataan dekorasi.

-       Memberikan bonus dan potongan harga bagi konsumen tetap.jeritansianakilmuan.blogspot.comjeritansianakilmuan.blogspot.com

1 komentar:

  1. semoga bermanfaat bagi pembaca blogger saya yang budiman, ambil yang baik nya,, yg berguna,, dan tinggalkan yang tidak terkesan pada pmbaca semua,,

    BalasHapus